Rabu, 15 Oktober 2008

Memanfaatkan Kekayaan Kebudayaan Bagi Pembangunan

Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar untuk mengentaskan kemiskinan - diperkirakan sebanyak 37,17 juta jiwa atau 16,58% masih hidup di bawah garis kemiskinan (Data BPS, Maret 2007). Sebagian besar masyarakat masih memahami bahwa kemiskinan adalah masalah ekonomi. Pada saat masyarakat miskin dianggap sebagai masyarakat yang kekurangan uang, maka penanggulangan yang tepat dan mudah adalah dengan memberikan bantuan berupa uang kepada masyarakat, atau memberikan bantuan modal agar masyarakat memiliki usaha yang menghasilkan uang.

Pada kenyataannya, persoalan kemiskinan tidak sebatas masalah ekonomi. Strategi penanggulangan kemiskinan Indonesia tahun 2002 meyakini bahwa kemiskinan hanya bisa dimengerti sebagai fenomena multidimensi. Tidak semua masyarakat miskin adalah miskin dalam arti yang sama. Sehingga penanggulangan kemiskinan tidak hanya dengan memberikan bantuan uang semata. Dalam mengentaskan kemiskinan tersebut, pemerintah Indonesia berupaya melalui berbagai macam program. Diawali dengan program IDT (Inpres Desa Tertinggal, berlanjut dengan P3DT (Peningkatan Prasarana dan Pendukung Desa Tertinggal) dan PPK (Program Pengembangan Kecamatan). Sejak tahun 2007, pemerintah melanjutkannya dengan PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) – Mandiri.

PNPM Mandiri adalah program yang unik di Indonesia dimana penanggulangan kemiskinan lebih dititikberatkan kepada pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari penanggulangan kemiskinannya, masyarakat tidak hanya sebagai “target” dari kebijakan pemerintah. Inisiatif Komunitas Kreatif, program yang ditawarkan, mencoba menyebarkan pemahaman bahwa pengentasan kemiskinan dilakukan dengan perspektif multidimensi. Prinsip dasar Inisiatif Komunitas Kreatif adalah budaya, dalam berbagai variasi dan keragaman bentuknya. Budaya memiliki nilai sosial dan ekonomi yang dapat mendukung PNPM Mandiri dalam mengentaskan kemiskinan dan memperkuat masyarakat.

Kebudayaan menjadi bagian paling penting dalam kehidupan komunitas. Sebagai sebuah aset, ia menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi, pendidikan, kepemimpinan dan ketrampilan kewirausahaan. Sebagai alat bantu, ia menciptakan ruang publik yang vibran dan mendorong interaksi sosial yang lebih baik.

Sebagian besar komunitas-komunitas di perdesaan, saat ini sedang menghadapi situasi kehidupan yang kian kompleks dan tak menentu. Dengan semakin terbatasnya sumberdaya ekonomi dan meningkatnya kebutuhan sosial, para pengambil keputusan harus menetapkan bagaimana membagi sumberdaya yang kian langka, ke seluruh sektor pembangunan. Dan, kebudayaan dan kesenian selalu dikalahkan oleh kepentingan-kepentingan pragmatis jangka pendek. Salah satu contohnya adalah bantuan kebudayaan.

Alasan bantuan kebudayaan bagi publik senantiasa dikaitkan dengan dampak-dampak ekonomi yang dibayangkan, seperti efektivitas dan efesiensi. Sebenarnya banyak kegiatan kebudayaan berpengaruh pada kehidupan ekonomi, tetapi ia pun berdampak luas bagi kehidupan masyarakat luas. Yang terjadi sekarang, argumentasi dampak ekonomi masih jarang menjelaskan strategi dampak kebudayaan di bidang pendidikan, identitas kebudayaan, relasi antar komunitas, kebanggaan komunitas, kualitas hidup dan lain-lain. Memang dampak kebudayaan itu sulit diukur, namun amat penting untuk menjelaskan fungsi-fungsi sosial.

Untuk tetap bisa bertahan dalam masa yang tak pasti dan tak menentu, kebudayaan seharusnya ditempatkan sebagai ruang harapan dalam mewujudkan agenda pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial. Integrasi kebudayaan dalam pembangunan lokal membutuhkan teladan-teladan terbaik, bagaimana kebudayaan menjadi nyawa keberlanjutan komunitas tempatan.

Peran kebudayaan dalam pembangunan masyarakat, seharusnya mampu mengatasi berbagai rintangan dalam mencapai tujuan-tujuan pembangunan. Kebudayaan menjadi pabrik sosial yang memproduksi visi komunitas yang jelas, nilai-nilai sosial yang mendukung, pranata sosial yang baik, organisasi sosial yang kuat dan produk-produk sosial yang menjawab tantangan setempat.

Kebudayaan dan Kesenian dihargai oleh banyak pihak sebagai aset komunitas yang penting, sementara hanya sedikit organisasi pembangunan memanfaatkan kebudayaan dan kesenian. Padahal banyak kegiatan pembangunan menyentuh hal-hal berkenaan dengan kebudayaan, seperti peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan masyarakat, pengetasan kemiskinan. Sayang, mereka belum sepenuhnya memanfaatkan kekuatan kebudayaan dan kesenian.

Tidak ada komentar: